Tembilahan – Lapas Kelas IIA Tembilahan terus berkomitmen untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dengan memastikan seluruh warga binaan pemasyarakatan (WBP) memiliki hak yang sama dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan mereka. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah pelaksanaan ibadah rutin di gereja lapas bagi warga binaan yang beragama Kristen.
Kegiatan ibadah rutin ini diadakan setiap minggu di gereja yang terletak di dalam area lapas. Ibadah dipimpin oleh pendeta yang didatangkan khusus untuk memberikan pelayanan rohani kepada para WBP. Selain kebaktian mingguan, gereja lapas juga menyelenggarakan berbagai kegiatan rohani lainnya, seperti pendalaman Alkitab, doa bersama, dan bimbingan rohani pribadi.
Kepala Lapas Tembilahan, Hari Winarca, menegaskan pentingnya pemenuhan hak beribadah bagi seluruh warga binaan. "Setiap warga binaan memiliki hak yang sama untuk beribadah dan mendapatkan pembinaan rohani sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Dengan adanya ibadah rutin di gereja lapas, kami berharap para WBP dapat merasakan kedamaian dan memperbaiki diri selama menjalani masa hukuman, " ujarnya.
Para WBP yang mengikuti ibadah rutin ini merasa sangat terbantu dan bersyukur atas fasilitas yang disediakan oleh lapas. Salah satu WBP menyatakan, "Ibadah di gereja lapas memberikan kami kekuatan dan harapan. Kami merasa dihargai dan didukung untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik."
Penyediaan fasilitas ibadah yang memadai, termasuk gereja, adalah bagian dari upaya Lapas Tembilahan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Dengan memberikan kebebasan beribadah, lapas berusaha membangun karakter yang lebih baik dan mempersiapkan WBP untuk kembali ke masyarakat dengan mental dan spiritual yang lebih kuat.
Baca juga:
Humas Kemenkumham RI Selenggarakan What's Up
|
Lapas Tembilahan terus berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap WBP mendapatkan haknya, termasuk hak untuk menjalankan ibadah. Melalui upaya ini, diharapkan proses pemasyarakatan dapat berjalan lebih efektif dan humanis, menciptakan individu yang lebih baik dan siap berkontribusi positif setelah keluar dari lapas.